Masih ingat dengan perjalanan ala backpacker ke Singapura yang pernah saya tulis? Kali
ini, saya kembali backpackeran namun tujuan saya yakni ke Thailand, tepatnya
wilayah Hat Yai yang berbatasan langsung dengan Kuala Lumpur, Malaysia. Saya memutuskan ke Hat Yai karena wilayah ini
tidak begitu jauh jaraknya dari Kuala Lumpur, sekitar delapan jam menggunakan
bus. Berbeda jika ke Bangkok, memerlukan waktu yang lama jika melalui darat sedangkan
waktu cuti tahunan saya terbatas. Bisa saja menghemat waktu menggunakan pesawat
dari Kuala Lumpur ke Bangkok namun tentu saja harga tiketnya lumayan menguras
isi kantong .
Awalnya niat saya mengambil cuti tahunan untuk travelling dan kebetulan Batam lah yang saya pilih sebagai tujuannya. Mungkin Kota Batam bukanlah tujuan wisata favorit diantara daerah-daerah lainnya di Indonesia. Tapi bagi saya kota ini cukup menarik sebagai pusat sentral bisnis yang pantas diperhitungkan. Gambaran ini terlihat saat saya jalan-jalan melihat hiruk pikuk orang-orang berlalu lalang di pelabuhan fery penyeberangan tujuan Singapura. Berbagai macam suku bangsa yang dapat ditemui di sana, Ada yang datang ke Batam dan ada yang pergi ke Singapura. Ada yang hanya sekedar jalan-jalan, wisata, berbelanja, bisnis dan lainnya. Seolah-olah Singapura seperti bagian lain dari provinsi di Indonesia padahal Singapura yang notabene negara berkembang yang cukup maju pesat merupakan negara tetangga. Tetapi justru itulah Batam sebagai kota yang berseberangan dengan negara Singa (julukan untuk Singapura) kecipratan dengan banyaknya investor-investor asing yang menjalankan bisnisnya di salah satu kota yang termasuk Provinsi Kepulauan Riau (kepri) dan di bawah otorita.
Tak hanya itu saja, saya pun membuktikannya bahwa Batam juga menjadi tujuan belanja alat-alat elektronik atau gadget yang murah. Misalnya saja saat saya iseng-iseng menanyakan harga satu unit netbook Acer Aspire One D255 dengan spesifikasi processor Atom N550, RAM 1 GB DDR3, harddisk 250 GB, OS. Windows Seven original, bergaransi resmi Indonesia, yang notabene di Pontianak harganya Rp 3,6 juta, penjualnya menawarkan harga Rp 3,5 juta. Karena awalnya tidak ada niat membeli, saya tawar saja sekenanya dengan harga Rp 3 juta. Awalnya penjaga toko itu tetap bertahan dengan harga Rp 3,5 juta tapi akhirnya dia memberikan harga jauh lebih murah dibandingkan jika saya membelinya di Pontianak yaitu Rp 3,1 juta. Ya sudah, tergiur harga murah tanpa pikir panjang langsung saya putuskan untuk membelinya.
Begitu juga dengan handphone seperti merek blackberry (bukan tiruan dari Cina), harga yang ditawarkan pun jauh lebih murah. Bahkan kalau harga BB seken di sini (Pontianak) jauh lebih mahal dari harga BB baru di Batam walaupun barang rekondisi tapi jika kita jeli dan paham bagaimana memilih BB yang kondisinya bagus dan siap pakai, sama saja kita membeli BB baru.
Rasanya satu hari saja tak cukup waktu untuk berbelanja atau hanya sekedar melihat-lihat barang-barang elektronik. Suatu waktu saya akan kembali lagi ke sana.
Pada masa lalu, sebelum era digital seperti saat ini, buku hanya dikenal dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang dijilid dengan cover seadanya dan harga yang terbilang cukup mahal untuk saat itu. Bahkan terkadang sulit untuk mendapatkan buku yang dicari karena terbatasnya persediaan yang didistribusikan oleh penerbit. Padahal kebutuhan akan buku sudah menjadi kebutuhan premier karena terkait dengan kebutuhan pendidikan.
Namun lambat laun hal itu bukanlah hambatan lagi di era serba digital seperti saat ini yang dirasakan. Kecanggihan teknologi mempermudah manusia memperoleh atau memenuhi kebutuhan dasarnya termasuk memenuhi kebutuhan akan buku. Buku yang kita ketahui dalam bentuk kertas, seiring perkembangan teknologi buku juga tersedia dalam bentuk e-book (electronic book) yang bisa dibaca melalui PC, laptop, handphone dan yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan yaitu i-Pad.
i-Pad merupakan suatu perangkat sejenis mini PC yang bisa digunakan untuk membaca e-book. Secara fisik ukurannya sebesar setengah majalah dengan layar yang cukup lebar sehingga memudahkan kita untuk membaca buku atau e-book melalui i-Pad ini. Harganya terbilang cukup mahal untuk saat ini namun sebanding dengan manfaat yang kita peroleh lewat teknologi canggih ini. i-Pad ini juga bisa digunakan untuk mengirim e-mail, browsing, chatting dan fungsi-fungsi lainnya ibarat sebuah komputer mini karena i-Pad dilengkapi Wi-Fi dan bluetooth sebagai koneksi ke dunia maya.
Dengan i-Pad ini membaca buku tidak lagi perlu membolak-balik atau menandai halaman yang belum selesai dibaca, cukup dengan menyentuh layar touchscreen yang cukup empuk kita sudah bisa membuka halaman yang kita inginkan. Dengan huruf yang cukup jelas dan mudah dibaca, membuat mata nyaman dan tidak cepat lelah.
Anda tertarik memilikinya ?
Seorang teman numpang buka FB di komputer kantor. Sedang asyik-asyiknya ber-FB-an, tiba-tiba handphonenya berdering dan seseorang memanggilnya untuk segera ke ruang kerjanya. Dengan buru-buru, dia pergi meninggalkan komputer dengan FB yang belum sempat di log-out.
Bukan Jimmy kalau tidak iseng, melihat kesempatan emas ini langsung saja ku gunakan account FB nya dengan menulis status di wallnya hal-hal yang mungkin tak pernah terpikirkan olehnya.
Saat kami surfing bareng di warkop, dia kaget melihat wall FB nya ada status yang sama sekali tidak pernah ditulisnya. Sambil berkata "ini pasti kerjaan kau jim?"...
Aku hanya bisa tertawa, hahahahaha...itulah diriku yang penuh dengan keisengan dan tertawa lepas tanpa beban.
Mungkin tak banyak yang berminat membuat sebuah blog atau mungkin saja masih bingung bagaimana membuat suatu blog dan apa yang akan diposting dalam blognya. Padahal banyak manfaat yang bisa di dapat dari blog yang kita buat, kita bisa memposting apa yang kita senangi, apa yang ingin kita ekspresikan, karya-karya kita, atau hal-hal menarik lainnya. Dengan begitu, kita bisa saling sharing dan berbagi dengan yang lain.
Hari ini aku belajar lagi membuat blog, walaupun sebelumnya pernah belajar namun karena sudah terlalu lama jadi lupa, tapi entah kenapa temanku begitu semangat mengajariku. Mungkin ada sisi baik yang ingin dibaginya kepadaku, yang jelas aku sedikit mengetahui apa itu blog dan bagaimana caranya meng-update blog-ku.
Ini adalah suatu permulaan yang baik menurutku, dan aku yakin banyak manfaat yang bisa didapat dari apa yang kupelajari saat ini.
Terucap terima kasih kepada temanku yang dalam kesibukannya masih sempat meluangkan waktunya hanya untuk mengajariku membuat blog dan tetap aktif menulis di blog ini.
Tak pernah terpikirkan apa yang akan kita lakukan saat tua nanti. Saat mata mulai rabun, rambut mulai memutih, kulit mulai berkerisut, tubuh sedikit membungkuk,gigi sudah ompong, jalan pun tertatih-tatih.
Tapi aku yakin, kalau pun aku sudah tua nanti (mudah-mudahan panjang umur), aku yakin akan tetap mempunyai semangat walau dengan sedikit tenaga yang ada,seperti halnya yang ada di foto ini.
Mungkin saja sang nenek saat mudanya dulu senang mengendarai sepeda motor, atau bahkan trek-trekan di jalan raya. Dan ia pun terkenang saat melihat motor ini dan tanpa sungkan menungganginya, terlintas di benaknya saat muda dulu, ia menunggangi motor dengan kencang dan rambut hitam terurai ditiup angin.
Sekarang semua itu hanya potret masa lalu, potret saat bahagia menyapanya, saat indah menghampirinya, saat semangat itu bergejolak...
Foto ini diambil Minggu (27/6/10) saat Ariel nongkrong di sebuah warkop di bilangan Jl Hijas. Lihat, betapa kucel wajahnya karena tak sanggup menhindar dari kejaran wartawan.
Saya beruntung bisa bertemu dia di warkop itu, dan saya kursus singkat bagaimana caranya bisa punya banyak gebetan kayak dia. Kasihan dikau oh Ariel!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT