Masih ingat dengan perjalanan ala backpacker ke Singapura yang pernah saya tulis? Kali
ini, saya kembali backpackeran namun tujuan saya yakni ke Thailand, tepatnya
wilayah Hat Yai yang berbatasan langsung dengan Kuala Lumpur, Malaysia. Saya memutuskan ke Hat Yai karena wilayah ini
tidak begitu jauh jaraknya dari Kuala Lumpur, sekitar delapan jam menggunakan
bus. Berbeda jika ke Bangkok, memerlukan waktu yang lama jika melalui darat sedangkan
waktu cuti tahunan saya terbatas. Bisa saja menghemat waktu menggunakan pesawat
dari Kuala Lumpur ke Bangkok namun tentu saja harga tiketnya lumayan menguras
isi kantong .
Hat Yai
adalah salah satu distrik dari Provinsi Songkhla, Thailand. Wilayahnya tidak
begitu luas sehingga populasi penduduknya pun tidak demikian padat. Untuk menuju hingga ke Hat Yai, saya memulai
perjalanan melalui Kuching dengan
menggunakan bus dari Pontianak. Karena penerbangan dari Kuching ke Kuala Lumpur
tengah malam, saya pun berangkat dari Pontianak pada pagi harinya sehingga
begitu tiba di Kuching sore, tidak perlu lagi menginap. Untuk mengisi waktu
sambil menunggu penerbangan, saya pun berjalan-jalan sejenak di kawasan water
front Kuching untuk meregangkan otot setelah perjalanan panjang menggunakan bus
dari Pontianak. Penerbangan yang saya
ambil berangkat jam 23.10. Tentunya anda bertanya-tanya kenapa saya tidak
memilih penerbangan yang lebih awal dan kenapa harus lewat Kuching. Ini
dikarenakan saya membeli tiket promo salah satu maskapai yang harganya jauh
lebih murah dari tiket reguler dengan
membelinya sebulan sebelum tanggal keberangkatan. Harga tiket pulang pergi (PP)
Kuching – Kuala Lumpur yang saya dapatkan hanya Rp 800 ribuan. Dan terang saja
jika melalui Kuching, budget transportasi bisa ditekan seminim mungkin karena
untuk ke Kuching cukup menggunakan bus. Dari
Kuching ke Kuala Lumpur membutuhkan waktu sekitar 1 jam 40 menit.
Meskipun penerbangannya tengah
malam, tetapi anda tidak perlu khawatir karena begitu tiba di bandar udara Low
Cost Carrier Terminal (LCCT) Kuala Lumpur, masih ada bus yang siap mengangkut
penumpang 24 jam menuju pusat Kota Kuala Lumpur yakni di terminal KL
Sentral. Terminal KL Sentral boleh
dikatakan sebagai titik awal menuju ke wilayah lainnya di Kuala Lumpur dan ke negara tetangga seperti Thailand maupun Singapura menggunakan kereta.
Bus dari LCCT ke KL Sentral menempuh jarak sekitar satu jam. Saya menggunakan
bus Aerobus seharga 8 ringgit. Tiba di KL Sentral, saya mencari penginapan
terdekat dengan tarif 60 ringgit. Sebenarnya ada penginapan yang tarifnya lebih
murah tetapi karena sudah larut malam dan saya hanya menginap satu malam di
Kuala Lumpur akhirnya penginapan tersebut menjadi tempat saya beristirahat.
Keesokan paginya, saya langsung
check out karena malam hari saya akan berangkat menuju Hat Yai, Thailand. Bus
berangkat pada malam hari jam 22.30, saya tidak menyia-nyiakan waktu yang ada
dengan berjalan-jalan ke tempat-tempat wisata yang ada di Kuala Lumpur. Agar berjalan lebih ringan dan leluasa, saya
menitipkan tas backpack saya di locker penitipan barang yang ada di KL Sentral.
Untuk menggunakan locker ini, anda hanya cukup menukar 10 ringgit dengan 2 koin
yang ada di mesin penukaran dekat locker.
Namun sebelumnya saya sudah membeli
tiket bus ke Hat Yai terlebih dahulu di Pudu Sentral. Berbeda dengan KL
Sentral, terminal Pudu Sentral merupakan terminal bus antar wilayah dan antar
negara. Saat itu musim liburan sehingga tiket bus ke Hat Yai ludes terjual.
Untungnya, saat saya menanyakan ke salah satu loket resmi tiket bus, masih ada
satu tiket untuk tujuan Hat Yai. Harganya cukup murah yakni 45 ringgit. Ingat,
jika anda berada di Pudu Sentral, banyak calo-calo tiket yang menawarkan tiket.
Tipsnya, anda jalan saja terus menuju loket tiket yang resmi. Jangan pedulikan
calo-calo tiket yang menawarkan tiket kepada anda jika anda tidak mau mengambil
resiko, selain harganya mahal ketimbang anda membelinya di loket resmi, tiket
anda bisa saja dobel nomor seatnya dengan orang lain yang membeli tiket di loket
resmi.
Jam
21.30, saya sudah menunggu di terminal Pudu Sentral. Tepat jam 22.30 bus
pun berangkat menuju Hat Yai dengan menempuh jarak sekitar delapan jam lebih.
Tiba di border perbatasan antara Malaysia dengan Thailand sekitar jam 06.30 .
Para penumpang pun diharuskan turun untuk mengecap paspor di pos imigrasi kedua
negara. Dari perbatasan, sekitar satu
jam lebih bus akhirnya tiba di pusat Kota Hat Yai, tepatnya di kantor atau
travel bus itu. Langsung saja sekalian saya membeli tiket pulang seharga 38
ringgit atau 3800 baht, untuk berjaga-jaga dari kehabisan tiket. Di Hat Yai,
saya hanya menginap selama satu malam dan keesokan harinya langsung pulang
kembali ke Kuala Lumpur. Di Hat Yai,
saya membeli voucher hotel di travel itu seharga 450 baht.
Kendati hanya satu hari yang cukup
singkat itu, namun setidaknya beberapa tempat menarik di Hat Yai saya kunjungi.
Transportasi yang saya gunakan yakni dengan menyewa mobil plus sopir di travel
bus tersebut seharga 1800 baht karena jarak dari satu tempat ke tempat lainnya
cukup jauh. Transportasi alternatif lainnya adalah tuk tuk, yakni kendaraan
umum seperti mikrolet namun tuk tuk lebih kecil dan hanya beratap tanpa pintu
di bagian belakang tempat penumpang duduk yang bisa kita sewa per hari. Soal
harga, tergantung keuletan anda dalam hal tawar menawar.
Tempat pertama yang saya kunjungi yakni kuil
Wat Hatyai Nai yang terdapat patung sleeping
Buddha. Patung ini dinamakan Phra Phuttha Mongkhon. Ukurannya sangat besar dan uniknya, posisi patung Buddha itu berbaring
miring sambil menopangkan tangan kananannya ke pipi seperti orang sedang
bersantai. Di sekitar patung itu, terdapat kuil untuk tempat umat Buddha
melakukan ibadah.
Setelah mengunjungi sleeping Buddha, perjalanan pun
dilanjutkan menuju Tang Kuan Hill, yakni bangunan kuil yang letaknya di atas
bukit. Untuk naik ke atas bukit menuju kuil tersebut, ada stasiun lift yang
dirancang untuk mengangkut pengunjung hingga tiba di atas bukit. Lift ini bukan
seperti layaknya lift di dalam gedung meskipun bentuk fisiknya sama namun lift
ini sudah dimodifikasi sehingga jalan lift naik sesuai dengan kemiringan bukit
tempat kuil tersebut. Setiap pengunjung dikenakan tarif 30 baht atau jika
dikurskan ke rupiah sekitar Rp 9 ribu (1 baht = Rp 300). Dari kuil atas bukit
itu, kita bisa melihat pemandangan Kota Hatyai dari ketinggian 105 meter di
atas permukaan laut.
Puas menikmati pemandangan Hat Yai
dari Tang Kuan Hill, perjalanan dilanjutkan menuju Songkhla Aquarium. Songkhla
Aquarium ini memiliki koleksi berbagai jenis spesies laut, ada ikan yang
ukurannya besar, kura-kura, ikan pari, bahkan beberapa ekor hiu juga menghiasi
keindahan Songkhla Aquarium. Tiket masuk
ke Songkhla Aquarium sebesar 200 baht . Saya pun menyusuri sepanjang aquarium
sambil melihat koleksi spesies laut yang belum pernah saya lihat sebelumnya.
Akhir dari perjalanan melihat-lihat ikan dan spesies laut lainnya, para
pengunjung disajikan pertunjukan yang cukup menarik yakni melihat atraksi dari
pawang atau orang yang ditugaskan mengurusi dan memberi makan ikan-ikan itu. Dengan
mengenakan pakaian selam dilengkapi tabung selam, pawang itu terampil memberi
makan ikan-ikan sambil melakukan atraksi menari-nari bersama ikan-ikan
berukuran besar seperti salah satunya ikan hiu. Tampak ikan-ikan tersebut
seperti mengerti dan jinak saat pawang memberi mereka makan. Bahkan pawang itu
menggelitik seekor ikan yang berukuran sebesar badannya, kemudian memegang
ujung ekor dengan tangan kanannya seperti posisi ketika memainkan sebuah gitar,
dan tangan kirinya menggelitik kepala ikan itu seolah-seolah sedang memetik
gitar.
Tak hanya itu, yang unik dari Hat
Yai menurut saya adalah Klonghae Floating Market, yakni pasar terapung yang
menjual penganan khas Thailand. Dengan
sampan yang berjejer rapi tertambat di sepanjang sungai, berbagai penganan
dijual dengan harga terjangkau. Cara membelinya pun tidak perlu hingga naik ke
sampan, pembeli cukup jongkok di steigher atau gertak dengan menunjuk makanan
yang hendak dibeli. Kemudian penjual akan mengambilkannya dan meletakkan ke dalam
keranjang dengan tongkat cukup panjang serta mengarahkan keranjang itu ke
pembeli. Pembeli mengambil makanan yang dipesan dan meletakkan uang sejumlah
harga yang disebutkan penjual. Jika pembeli membayar tidak dengan uang pas,
penjual mengembalikan sisa kembalian uang tersebut sama seperti ketika
menyerahkan makanan yang dipesan.
Selain pasar terapung, di sekitar
lokasi itu juga terdapat pasar yang menjual pernak-pernik maupun cindera mata
serta pakaian sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang. Harganya pun cukup
terjangkau dan kualitasnya lumayan bagus.
Satu tips jika anda berwisata ke
Hat Yai yakni jangan sekali-sekali anda percaya dengan orang yang menawarkan
hotel dan lainnya jika bukan dari travel resmi. Saya sarankan anda membeli
voucher hotel di travel resmi karena harganya lebih murah. Misalnya di travel
tempat bus yang kita tumpangi, biasanya mereka menyediakan voucher hotel dan
fasilitas lainnya yang dibutuhkan.
Tanyakan langsung kepada staf yang ada di travel, mereka pada umumnya
mengerti bahasa melayu karena kebanyakan turis
yang datang berkunjung ke Hat Yai berasal dari Malaysia.
Soal makanan bagi anda yangmuslim,
tidak perlu khawatir karena di sini banyak tersedia rumah makan yang
menyediakan makanan halal. Mereka yang membuka usaha rumah makan itu umumnya
berasal dari muslim Pattani. Anda cukup bilang kepada supir tuk tuk “go to
halal food”, mereka sudah mengerti dan
akan mengantarkan anda ke rumah makan yang menjual makanan halal.
Dan ingat, sebelum anda memutuskan
memulai backpackeran, terlebih dahulu saya sarankan anda mempelajari dan
menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai tempat tujuan yang akan anda
kunjungi, baik itu soal akomodasi, transportasi, makanan, bahasa dan yang tak
kalah penting adalah rencanakan tempat-tempat wisata mana yang akan anda
kunjungi di negara tujuan. Anda bisa mencarinya di buku-buku dan majalah
travelling atau untuk lebih mudah silakan anda surfing di internet. Di internet biasanya ada backpacker yang
menulis di blog pribadinya tentang pengalamannya selama backpackeran ke tempat
yang pernah mereka kunjungi.
Puas seharian berkeliling di Hat
Yai, keesokan paginya saya langsung pulang kembali ke Kuala Lumpur dengan
menggunakan bus yang sama seperti saat ketika berangkat dari Kuala Lumpur ke
Hat Yai. Karena hari berikutnya saya harus kembali ke Kuching sesuai jadwal
tiket yang sudah saya beli untuk pulang pergi. *
3 komentar:
Hi hi tulisan travel note nya keren banged. Runut alur ceritanya seperti saya ikut di dalam perjalanan ini hieieiehe. Sayang sekali saya belum pernah satu kali pun menginjakkan kaki di Thailand dan Singapura. Kalau cuma sopenir gantungan kunci dari kedua negara itu sih pernah ada alias pernah punya. HIheiheiheihiee
Kapan mau ke thailand lagi ?
Kalo tuk tuk di hat yai ada kemungkinan scam gak?
Posting Komentar